My Pages

Monday, November 28, 2016

Pesan Wasiat Ayah

Pesan Wasiat Ayah

Beberapa waktu sebelum Ayah meninggal , pernah memberikan nasihat kepada 2 orang putranya. Si Sulung dan Si Bungsu.

Nasihat yang terkenal itu, bahkan sampai di catatan mbah Google.

"Wahai, anak-anakku. Sepeninggal Ayah nanti, ayah tidak bisa memberi warisan harta dan benda. Seperti yang sudah kamu berdua ketahui, bahwa sepanjang hidup kita adalah berkecukupan. Jadi cukuplah rejeki yang kita terima untuk menjalani hidup Ayah, Ibu dan Kalian Berdua sehari harinya.

Tapi ada hal penting, Ayah ingin memberikan pesan untuk langkah hidup kalian ke depan dalam bekerja mencari nafkah.

Pertama : Janganlah pernah menagih piutang kepada siapapun.

Kedua : Janganlah tubuhmu terkena sinar matahari secara langsung."

Waktu berganti. Tak terasa sudah lebih dari lima tahun sejak Ayah meninggal.

Di waktu lebaran, maka berkumpullah Si Sulung dan Si Bungsu di rumah Ibu tercinta.

Ibu bertanya, " Wahai Sulung, Ibu lihat hidupmu galau dan tidak menentu. Apa gerangan?"

"Ibu, maafkan Sulung. Sulung hanya menjalankan pesan Ayah, bahwa tidak boleh menagih piutang ke siapapun. Sedang untuk maju dan mengembangkan usaha, Sulung mengambil hutang ke Bank.
Akibatnya, modal usaha terkuras oleh piutang piutang dan untuk membayar hutang ke Bank.
Ayah juga pesan, tidak boleh terkena sinar matahari langsung. Maka setiap berangkat dan pulang bekerja, Sulung selalu memakai Taxi."

Ibu mengangguk pelan, " Hm, lalu kau Bungsu , tampak wajahmu bercahaya dan cerah. Apa gerangan ?"

"Ibu, maafkan Bungsu. Bungsu menjalankan pesan Ayah yang pertama. Bungsu tidak memberi piutang ke siapapun. Sehingga modal dan hutang usaha dapat berputar dan bertambah.
Bungsu juga menjalankan pesan Ayah yang kedua. Sehingga berangkat bekerja sebelum Matahari naik. Dan pulang bekerja setelah Matahari turun."

Begitulah....

No comments:

Post a Comment

Write here for your comment...